Minggu, 04 November 2012

:")




Aku ingin berbagi dengan kalian tetang asal usul perasaan bahagia ku, tawa ku, yang selalu ku dapatkan akhir-akhir ini. Mereka lah yang membuat ku tertawa, mereka juga yang membuat ku tersenyum. Ya kami bukan lah bagian dari yang terbaik di sekolah kami. Kami hanyalah sekumpulan anak-anak yang hanya tau bagaimana cara bersenang-senang.

Terkadang mereka berkata sekedar untuk mengingatkan kita bahwa waktu tak lagi panjang dan kami sudah tak memiliki waktu untuk trus bersenang-senang. Ya, kami mungkin tlah hampir dilarang untuk bersenang-senang. Seperti biasa, mereka menggunakan kalimat halus mereka. Tetapi, kami abaikan kalimat mereka dan tetap melanjutkan apa yang biasa kami lakukan.

Kami sebut mereka cupu, orang-orang yang biasanya hanya dapat duduk diam dan membaca buku. Memperhatikan mereka yang menjelaskan hal penting di depan. dan selalu bersikap serius sehingga mereka terlihat seperti orang dewasa yang sangat bijak. Walaupun sama sekali mereka tidak seperti itu.

Kami bukan lah anak-anak yang gemar membaca buku-buku tebal yang ada di dalam perpustakaan sekolah. Atau anak-anak yang berbaju rapi dengan ikat pinggang di atas perut mereka. Memakai kaca mata tebal besar, layaknya kutu buku. Dan kami sangat lah pemalas.

Kami hidup layaknya orang-orang yang tak memiliki beban bahwa sebuah ujian besar menunggu kami. Kami suka melakukan hal bodoh yang terkadang orang lain pun bertanya-tanya untuk apa kami lakukan hal itu. Terkadang kami text-ing bersama salah satu orang diantara kami padahal kami berada dalam satu ruang. Kami suka bergossip tentang musuh-musuh atau orang-orang yang kami benci. Kami suka istirahat ke kantin dan makan dua porsi makanan. Walau kami bukan kalangan terbaik yang dimiliki sekolah kami tapi kami tahu bagaimana berperan dalam menciptakan kisah yang nantinya akan kami kenang.

Kami sangat suka menyanyi bersama-sama. Ditemani dengan satu atau lebih gitar akustik kami ubah syair lagu yang biasa kalian dengar. Kami sangat senang melakukan hal-hal itu bersama-sama. Sambil diselingi lelucon atau tawa canda dari beberapa orang diantara kami yang sangat pandai membuat lelucon.

Sudah aku jelaskan bahwa kami bukanlah bagian terbaik yang dimiliki sekolah kami, apalagi seseorang yang akan kamu bilang terbaik. Karena kami mungkin jauh dari kata yang terbaik. Kami hanya tau bagaimana cara untuk bersenang-senang, bahkan kamilah yang membuat yang terbaik itu tertawa dengan cara kami. Jengkel, mungkin itu kata yang dapat kami gambarkan ketika orang-orang mulai lelah dengan ulah kami. Membuat mereka kesal, jengkel, dan bete lalu pergi dan menghilang. Hem wait, sungguh kami tidak bermaksud melalukan itu tapi ntah mengapa hal itu terjadi begitu saja. Sampai akhirnya kami menyesal, dan membuat kami harus lagi-lagi mengatakan “maaf”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar